Top List Pedia – Di tengah persaingan industri kuliner global, ada sebuah restoran yang berhasil mencuri perhatian bukan hanya karena cita rasa hidangannya, tetapi juga kisah sejarah yang menyertainya. Restoran Michelin tersebut bernama Potong, sebuah destinasi gastronomi di Bangkok yang berdiri di dalam bangunan bergaya Sino-Portugis berusia lebih dari 120 tahun. Keunikan Potong terletak pada kemampuannya memadukan inovasi kuliner modern dengan jejak sejarah keluarga yang kental, menjadikannya lebih dari sekadar tempat makan.
Bangunan yang kini menjadi rumah bagi Potong awalnya merupakan toko obat tradisional milik leluhur Chef Pichaya “Pam” Soontornyanakij. Selama beberapa dekade, tempat ini menjadi saksi perjalanan bisnis keluarga yang berakar di kawasan Chinatown Bangkok. Alih fungsi bangunan dimulai ketika Chef Pam memutuskan untuk merenovasinya menjadi restoran fine dining, sebuah proses yang memakan waktu lebih dari dua tahun.
Meski telah berubah fungsi, sejumlah elemen orisinal tetap dipertahankan untuk menjaga karakter aslinya. Salah satu yang paling menonjol adalah lift kayu berkapasitas dua orang yang dulunya digunakan untuk mengangkut bahan obat. Keberadaan detail seperti ini menjadi simbol penghormatan terhadap masa lalu, sekaligus memberi identitas unik bagi Potong.
Potong resmi dibuka pada masa pandemi, sebuah langkah yang penuh risiko mengingat tantangan besar yang dihadapi industri kuliner saat itu. Namun, keberanian ini membuahkan hasil manis. Pada 2023, Potong berhasil meraih satu bintang Michelin, sebuah prestasi luar biasa bagi restoran yang baru memulai perjalanannya.
Tidak hanya itu, Potong juga dianugerahi penghargaan Michelin Opening of the Year oleh UOB. Pengakuan ini mempertegas posisi Potong sebagai salah satu pemain baru yang mampu menghadirkan pengalaman bersantap berkelas dunia dengan sentuhan lokal yang khas.
Lokasi Potong yang berada di kawasan Chinatown Bangkok awalnya dianggap menantang. Area ini tidak termasuk dalam jalur utama wisata kuliner modern kota tersebut. Namun, visi Chef Pam tidak hanya berfokus pada keberhasilan restoran, melainkan juga pada upaya menghidupkan kembali pesona kawasan bersejarah ini.
Dengan menggabungkan konsep heritage dan fine dining, Potong diharapkan mampu menjadi titik awal revitalisasi Chinatown. Restoran ini membuktikan bahwa warisan budaya dapat menjadi daya tarik yang kuat jika dipadukan dengan inovasi dan kualitas.
Setiap hidangan di Potong dirancang tidak hanya untuk memanjakan lidah, tetapi juga untuk menyampaikan cerita. Chef Pam mengambil inspirasi dari warisan keluarga, menggabungkannya dengan teknik memasak modern, dan menghadirkan menu yang kaya akan makna.
Konsep ini terasa dalam pengalaman bersantap yang imersif, di mana suasana ruang makan yang intim berpadu dengan presentasi makanan yang artistik. Setiap detail mulai dari desain interior, pencahayaan, hingga tata letak meja menciptakan atmosfer yang mendukung narasi kuliner tersebut.
Simak Juga : Kisah Inspiratif Kolonel Sanders: Semangat Tak Kenal Usia di Balik Kesuksesan KFC
Keberhasilan Potong membuka peluang baru bagi tren kuliner yang mengedepankan pelestarian warisan. Restoran ini menjadi contoh bahwa bangunan bersejarah tidak harus dibiarkan terbengkalai atau sekadar menjadi objek wisata pasif. Dengan visi kreatif, warisan tersebut dapat dihidupkan kembali, memberikan manfaat ekonomi sekaligus menjaga nilai budaya.
Potong juga menambah daftar restoran dunia yang memanfaatkan bangunan heritage sebagai daya tarik. Namun, yang membuatnya istimewa adalah latar belakang personal yang kuat, menjadikan setiap kunjungan tidak hanya perjalanan rasa, tetapi juga perjalanan sejarah.